Minggu, 31 Mei 2015

LAPORAN PERJALANAN Kelompok 8 (A.Ria Sigalingging, Imelda Ginting, Linda Gulo, Lasti, Maria Situmorang)


Kelompok 8
Nama Kelompok
1.      A.Ria Sigalingging
2.      Imelda Ginting
3.      Linda Gulo
4.      Lasti Romauli Sihombing
5.      Maria Magdalena Situmorang

Laporan Perjalan Wisata
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Banyak daerah bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non-pemerintahan untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.

B.     Tujuan Laporan Perjalan
1.      Menambah wawasan pengetahuan tentang wisata Dairi
2.      Memberi pengalaman dan pengetahuan
3.      Memperlihatkan keindahan alam
4.      Mengetahui tradisi budaya daerah dairi

C.     Waktu
Dilaksanan pada:
Hari           : Rabu, 28 Mei 2015
Waktu       : 09.15-10.45 WIB

D.    Objek Wisata
Taman Wisata Iman (TWI)




BAB II
Isi Laporan

1. Taman Wisata Iman (TWI) Sidikalang Kabupaten Dairi


     Taman Wisata Iman berada di Kabupaten Dairi, sekitar 152 km arah barat daya Medan yang merupakan tempat wisata yang memadukan unsur religius dan keindahan alam. Daerah ini memiliki kekayaan alam yang sangat indah dan masyur. Taman Wisata Iman berada di atas Perbukitan Sitinjo, dan merupakan satu-satunya tempat wisata di Indonesia yang memadukan unsur religius  yang mengartikan adanya kerukunan antar agama serta adanya keindahan alam. Di sana terdapat lima tempat ibadah berdasarkan agama yang diakui di Indonesia. Di Taman Wisata Iman juga terdapat wisata sungai dan alam serta penginapan bagi pengunjung yang ingin bermalam disana. Wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba Silalahi bisa melanjutkan perjalanannya berwisata di Taman Wisata Iman karena jaraknya hanya sekitar 2 jam perjalanan. 

A.    Keistimewaan TWI


Menawan, dan penuh nuansa religius. Rancangan tata ruang dalam pembangunan Taman Wisata Iman Dairi, diatur secara sempurna. Bukit yang semula tertutup hutan, diimbangi dengan bangunan-bangunan ibadah dan beberapa miniatur sebagai daya tarik lebih. Masing-masing miniatur tersebut, menggambarkan beberapa kejadian dan tempat yang dianggap suci oleh beberapa agama.
Pada jalan masuk sebelah kiri, para wisatawan disambut oleh sebuah candi yang didalamnya terdapat patung Sang Buddha, tempat ini dipergunakan untuk tempat beribadah umat Buddha. Vihara Saddhavadana menjadi nama candi yang dirancang mengikuti desain seperti bangunan Candi Borobudur yang terdapat di Jawa Tengah. Patung Buddha tersebut dibuat dengan posisi bermeditasi sembari duduk bersila, dengan posisi telapak tangan kanan menghadap ke depan seperti sedang melakukan salam hormat, sementara posisi tangan kiri menopang sikunya dari bawah.
Sekitar ± 100 meter dari lokasi Vihara Saddhavadana dan patung Buddha, dibangun sebuah patung Abraham ketika sedang menyerahkan kurban kepada Tuhan. Di samping patung Abraham, terdapat pula sebuah patung Nabi Musa. Patung tersebut menggambarkan tentang perjalanan Nabi Musa yang bersiap-siap menerima sepuluh perintah dari Tuhan sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab. Patung tersebut sengaja dibangun tidak jauh dari relief Salib, sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan wisatawan terhadap agama ini dari dekat mengenai kisah perjalanan sang pembawa ajaran agama tersebut.
Kita juga dituntun untuk menikmati dan menyaksikan proses penyalipan (Via Dolorosa) dimana sebagian dari replika salib, beberapa di antaranya menceritakan proses perjalanan penyaliban (via dolorosa) terhadap Yesus guna membebaskan manusia dari dosa sebagaimana yang dikisahkan Kitab Suci (Injil). Berjalan beberapa menit menyusuri jalan setapak yang mengambarkan proses Penyalipan Yesus Kristus , terdapat Gua Bunda Maria yang disimbolkan sebagai wanita suci bagi Kristen Khatolik. Di dalam gua tersebut terdapat patung Bunda Maria yang berparas cantik dengan posisi berdiri menggunakan pakaian jubah berwarna putih dipadu dengan biru muda. Gua dengan ukuran kecil tersebut dibangun persis di lereng perbukitan dengan pintu manghadap ke lembah. Sementara komposisi bangunan menggunakan batu dan semen yang dibentuk persis menyerupai gua yang ada di alam bebas.  
Persis diatas bukit Goa Bunda Maria kita juga dapat melihat Puncak dari penderitaan Yesus untuk membebaskan manusia dari dosa yaitu Penyalipan di Bukit Golgata, dimana disana terdapat tiga relief yang menggambarkan Yesus disalipkan diantara dua orang Penjahat. Dilokasi ini terdapat tempat berdoa umat Kristen dan juga pengunjung di suguhkan pemandangan yang begitu indah dan menggambarkan kedamaian. Setelah puas menikmati pemandangan yang disuguhkan kita masih dituntun lagi dimana terdapat gereja Oikumene dan beberapa miniatur salib untuk tempat peribadatan umat Kristen Protestan. Gereja tersebut dibangun di atas perbukitan yang di depannya (lembah) terpampang pemandangan alam yang menawan. Persis di samping Gereja, dibangun beberapa tempat peristirahatan terdiri dari beberapa kamar yang dapat kita pesan. Setelah melewati Gedung Gereja Ouikumene, para wisatawan akan disuguhkan sebuah bangunan rumah ibadah (Kuil) Hindu. Kuil yang dibangun mengikuti rancangan bangunan kuno ini menyerupai pura yang terdapat di Bali, terutama bangunan menaranya.   
Setelah puas menikmati Kuil terdapat sebuah miniatur Ka‘bah seperti yang terdapat di dalam Masjidil Haram, Makkah. Di sekeliling bangunan miniatur Ka‘bah dihiasi dengan tanaman bunga yang beraneka warna. Pembangunan miniatur Ka‘bah ini sebagai upaya menghadirkan simbol suci bagi umat Islam di dalam taman. Dengan kehadiran miniatur ini, diharapkan para pengunjung terutama umat Islam dapat mengenal simbol agama mereka sembari berwisata. Tidak jauh dari Miniatur Ka‘bah, berdiri sebuah bangunan masjid yang diperuntukkan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah. Taman Wisata Iman Dairi ini, tidak hanya dipenuhi bangunan-bangunan peribadatan bagi umat beragama. Taman wisata iman ini juga dihiasi dengan beberapa keindahan panorama alam dan barisan hutan pinus yang begitu rindang. Sungai yang mengalir dari perbukitan, menambah daya tarik dari taman ini. Komposisi bangunan-bangunan peribadatan berpadu dengan keindahan alam yang memukau, menjadikan Taman Wisata Iman Dairi sebagai salah satu lokasi wisata favorit di Kabupaten Dairi.
B.    Tradisi Budaya Batak Pakpak Dairi
       Suku Pakpak yang berada di Sumatra Utara terpusat di dataran tinggi Sumatra Utara, tepatnya di kabupaten Dairi beribukota Sidikalang dan kabupaten Pakpak Bharat beribukota Salak. Selain itu juga tersebar di beberapa kabupaten lain dan di kabupaten Singkil provinsi Aceh. Bagi masyarakat Pakpak untuk menyebut wilayah Pakpak, biasanya dengan sebutan "Tanoh Pakpak".
     Suku Batak Dairi, adalah suatu kelompok masyarakat suku yang bertempat di kabupaten Dairi. Di wilayah kabupaten Dairi sendiri, masyarakat suku Batak Dairi hidup berdampingan dengan kerabat dekatnya, yaitu suku Batak Pakpak. Antara suku Batak Dairi dengan suku Batak Pakpak hampir tidak bisa dibedakan, karena dari segi budaya, bahasa dan tradisi seluruhnya adalah sama, kecuali dari dialek dan perbedaan marga yang digunakan oleh kedua etnik ini.
     Suku Pakpak yang berada di Sumatra Utara terpusat di dataran tinggi Sumatra Utara, tepatnya di kabupaten Dairi beribukota Sidikalang dan kabupaten Pakpak Bharat beribukota Salak. Selain itu juga tersebar di beberapa kabupaten lain dan di kabupaten Singkil provinsi Aceh. Bagi masyarakat Pakpak untuk menyebut wilayah Pakpak, biasanya dengan sebutan "Tanoh Pakpak". 
     Menurut pendapat masyarakat suku Batak Pakpak, bahwa suku Batak Dairi adalah merupakan bagian dari 5 (lima) sub suku Batak Pakpak, yaitu: Pegagan, Keppas, Simsim, Klasen dan Boang. Tapi hal ini tidak diterima oleh orang Dairi nya sendiri, karena menurut orang Dairi yang disebut suku Pakpak itu adalah hanya puak Pegagan, puak Keppas dan puak Simsim, sedangkan puak Klasen dan puak Boang adalah merupakan kelompok suku Batak Dairi.
     Pembagian puak menurut suku Dairi, adalah:
  1. Suku Dairi Klasen
  2. Suku Dairi Boang, kadang disamakan dengan suku julu yang berada di Singkil
  3. Satu komunitas lagi menempati daerah Boang yang menyebut dirinya suku Kahia, atau suku Dairi Kahia, kadang disebut juga sebagai suku Pakpak-Kahia. Mereka mengatakan dulunya mereka memang berasal dari wilayah Pakpak-Dairi sekarang, tetapi mereka berbeda dengan suku Pakpak.
     Tetapi, walaupun menurut mereka bahwa suku Dairi dan suku Pakpak saling berbeda, tetapi dari segi adat istiadat serta bahasa yang digunakan oleh kedua etnik ini adalah sama.Dibawah ini dapat dilihat perbedaan pakaian adat dari Batak Dairi dan Pakpak.
                          
  
Pakaian Adat Batak Dairi
Pakaian adat Batak Pakpak



















2. Danau Sicike-cike

     

    
       Secara administratif Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh termasuk Desa Pancar Nuli, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya keadaan topografi lapangan TWA Sicikeh-cikeh sebagian bergelombang berat dan sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian antara 1.500-2.000 m dpl.
    Keadaan vegetasi di TWA Sicikeh-cikeh merupakan hutan hujan tropis pegunungan dengan jenis-jenis tumbuhan antara lain : Samponus bunga (Dacrydium junghuhnii), Kemenyan (Styrax benzoin), Kecing (Quercus sp) dan Haundolok (Eugenia sp). Beberapa jenis satwa yang dapat dijumpai antara lain Beruang madu, Kambing hutan, Harimau, Babi hutan dan Rusa.
 Contoh jenis tumbuhan


Contoh jenis satwa

Harimau
kambing hutan
  
      Di samping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : keindahan danau, gejala alam dan lain sebagainya. Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain adalah lintas alam, berkemah serta foto hunting. Hutan Wisata Sicikeh-cikeh, dengan potensi flora dan fauna yang dapat dijadikan sebagai laboratorium penelitian hutan. Keberadaan kawasan ini juga memberikan manfaat bagi penduduk sebagai sumber air resapan, bila dikembangkan akan menjai obyek wisata yang potensial pada masa mendatang. Kawasan ini juga mempunyai 3 buah danau saling berdekatan dan keadaan airnya yang tetap stabil. Konon menurut legenda, dulunya adalah 3 buah desa yang berubah menjadi danau akibat kutukan seorang ibu terhadap anaknya yang durhaka.
   


BAB III
Penutup
A.    Kesan
Perjalanan wisata yang kami lakukan sungguh menyenangkan. Banyak manfaat yang kami dapatkan. Selain itu kekayaan alam dan kebersihan lokasi objek sangat terawat dengan baik. Keadaan  fisik yang lelah tak terasa lagi ketika kita sudah memasuki objek wisata ini. Karena memang sangatmenyenangkan. Nyaman, aman, sejuk adalah julukan yang tepat untuk tempat ini. Tidak ada rasa penyesalan setelah berkunjung ketempat ini. Selain itu ilmu yang pengetahuan pun bertambah.
B.     Pesan
Pesan yang dapat kami sampaikan yaitu tetap merawat dan melestarikan kekayaan alam dan kebersihan agar daya tariknya lebih dapat bertahan lama.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar